Secara umum, pengertian fotocopy adalah metode membuat tiruan atau salinan dokumen pada kertas memakai proses penyinaran. Teknik ini dibantu dengan mesin fotokopi yang sudah eksis sejak 1950-an. Kemudian pada akhir 1960-an, setidaknya sudah ada 30 perusahaan yang secara khusus memproduksi perangkat elektronik tersebut. Sebenarnya banyak definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan apa itu mesin fotocopy. Beberapa pengertian mesin fotocopy di antaranya adalah:
Sekarang jenis mesin fotocopy sudah banyak, bahkan ada jenis mesin fotokopi yang bisa melakukan scan. Anda juga bisa melakukan salinan atau tiruan dokumen dengan scanner modern. Walau demikian, ada 4 teknik fotokopi yang masih diaplikasikan pada perangkat ini, antara lain:
Disebut pula dengan xerography, nama dari metode ini berasal dari kata Yunani, yakni xeros yang berarti kering dan graphein yang berarti menulis. Adalah Chester F. Carlson yang kali pertama mengenalkan cara ini pada 1938 dan perangkatnya diproduksi secara komersial pada 1951 oleh Xerox Corporation. Di Indonesia, mesin fotokopi yang memakai xerography tren pada pertengahan 1970-an karena mempunyai banyak manfaat. Fotokopi elektrostatika pun dianggap sebagai salah satu revolusi di dunia perkantoran.
Pada metode ini, mesin fotokopi sudah memanfaatkan teknologi yang lebih modern, yakni kamera. Alat ini akan menciptakan salinan dari keadaan asli atau sesungguhnya. Kemudian, film akan merekamnya dan menghasilkan salinan negatif setelah dicuci. Sementara untuk membuat salinan positif, gambar dari salinan negatif tadi akan diproyeksikan pada kertas positif yang dikembangkan. Fotokopi proyeksi lantas menjadi salah satu pengertian fotocopy populer yang bertahan cukup lama.
Salah satu metode salinan tertua ini kali pertama muncul pada 1906. Fotostat adalah cara pemotretan gambar asli memakai kamera khusus pada kertas peka cahaya sebagai pengganti film. Komponen ini akan menciptakan bayangan negatif atau putih di atas hitam. Kemudian, hasilnya akan dijilid jadi satu, diperbesar maupun diperkecil dari ukuran asli. Jika membutuhkan gambar positif, maka kertas fotografi akan dipakai dengan pengaturan kontras tinggi. Fotostat juga bisa membuat salinan dari mikrofilm.
Disebut juga sebagai cetak biru (blue print), teknik ini sudah eksis sejak 1800-an. Sementara itu di Indonesia, metode ini diaplikasikan pada mesin bernama lichtdruk untuk menggandakan gambar-gambar arsitektur maupun teknik yang dilakukan pada kertas tembus pandang. Dalam metode ini, gambar asli akan bersinggungan dengan kertas negatif peka cahaya, lalu disinari. Setelah itu, kertas ditempelkan pada kertas positif dan dimasukkan ke mesin untuk dikembangkan memakai uap amonia.